Tarik Tunai
Mungkin sudah
kesekian kalinya nasabah mengadu bahwa kartu atmnya tertelan di mesin atm itu.
Tanpa mendengarkan keluhan saya, pak satpam menjawab dengan lancar prosedur
pembuatan kartu atm baru jika kartu atm tertelan di mesin atm. Mulai timbul
perasaan aneh yang menggelitik ulu hati saya dengan konstan ketika pak satpam
memberikan penjelasan tetapi menunjukkan sikap tak acuh terhadap kesusahan yang
baru saya alami. Saya tutup pembicaraan itu dengan mengucapkan “Terimakasih
banyak, pak” lalu saya pulang.
Keesokan pagi,
tidak terlalu pagi pukul 09.00 WIB saya lihat antrean pengambilan no urut
pelayanan customer service bank itu
sudah terjejer panjang beberapa orang di depan pintu kantor bank. Saya ikut
mengantre. Pak satpam dengan sigap langsung memberi kertas no urut untuk
pelayanan bank kepada setiap orang yang mengantre. Saya mendapat no urut 0035,
Pak Satpam menyampaikan harap diperhatikan no urut yang telah diterima karena akan di panggil sesuai urutan oleh pak satpam.
Saya turuti perintah pak satpam kemudian
menunggu sampai no urutan saya dipanggil oleh pak satpam.
Saya lihat layar
handphone untuk melihat jam. Sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB, tapi pak satpam
baru memanggil orang dengan no urut 0010 supaya masuk kedalam kantor bank untuk
menyelesaikan urursannya. Lalu pak satpam menyebutkan bahwa pukul 15.00 WIB
kantor bank akan tutup dan diharapkan yang belum mendapat giliran agar
mengantre kembali di esok hari. Pukul 14.30 tak kunjung sampai giliran saya
untuk masuk ke dalam kantor bank. Pak satpam memanggil kembali no urut 0022
untuk masuk ke dalam kantor bank. Pukul 15.00 tepat pak satpam mulai mengunci
pintu kantor bank.
Saya langsung
bertanya kepada satpam mengapa di beri nomor antrean yang melebihi jumlah
kemampuan petugas bank dalam melayani urusan nasabah? Enteng pak satpam
menjawab “ saya hanya bertugas memberi nomor antrean, saya tidak tahu berapa
lama masing-masing nasabah dapat menyelesaikan urusannya di dalam kantor.
Faktanya kawan telah lunas 3 hari berturut-turut saya mengantre dan persis sama
kejadiannya yang kualami seperti hari pertama mengantre. Namun, dihari
ketiga mulai terdengar gemeretak bunyi gigi geraham saya
ketika berjalan untuk pulang.
Keesokan pagi, sangat pagi pukul 06.30 sudah berdiri tegak saya didepan pintu kantor bank yang masih terkunci. Pak satpam yang berjaga malam memberi tahu bahwa kantor bank baru buka pukul 09.00 WIB saya jawab seadanya dan kembali menghadap pintu kantor bank yang masih terkunci. Tak berubah sejengkal pun, saya berdiri tegap di depan pintu kantor bank, ketika waktu menunjukkan pukul 09.00 tidak saya hiraukan pula pak satpam yang mengatur barisan antrean supaya rapi. Saya masih di tempat semula ketika menerima nomor urut antrean masuk ke kantor bank. Tidak tahu mengapa dan saya mulai mengepal tinju saat pak satpam dengan sengaja memberikan nomor urut 0002 kepada saya.
Tidak
kuhiraukan saat pak satpam memanggil nomor urut 0001 untuk masuk ke dalam
kantor bank, padahal saya tetap tegak di depan pintu. Orang dengan nomor urut 0001
permisi kepada saya untuk masuk ke dalam kantor bank. Padahal pak satpam tahu
bahwa saya yang memegang nomor urut 0002 ada persis disebelahnya. Masih seperti
biasa, ia melaksanakan tugasnya untuk tetap memanggil nomor urut antrean. Dalam
pikiran saya ingin sekali meninju pak satpam disebelah saya. Namun, ketika pak
satpam memanggil nomor urut 0002 saya langsung masuk ke dalam kantor bank
dengan sendiri dan langsung duduk di kursi depan petugas bank. Butuh waktu 30
menit untuk membuat kartu atm yang baru kemudian selesailah urusan saya.
Saya berjalan
keluar kantor bank. Kemudian segera ke mesin atm untuk mencoba kartu atm yang
baru. Tidak ingin berlama-lama di depan kantor bank, saya langsung berjalan menuju
ke area parkir mengambil motor dan pulang ke kosan.
Pukul 14.30
kusambangi lagi kantor bank itu. Saya ingin pastikan apakah benar jika kantor
bank itu hanya melayani 22 orang untuk setiap urusan ke customer service. Saya lihat dari kejauhan lalu mendengar pak satpam kembali memanggil nomor urut
terakhir orang yang dapat masuk ke dalam kantor bank untuk menyelesaikan
urusannya. Pak satpam kembali menyebutkan nomor urut 0022 untuk kesekian
kalinya. Saya pun tersenyum, kemudian menyalakan motor lalu pulang ke kosan.
*gambar diatas hanya pemanis tampilan
Komentar
Posting Komentar